Rabu, 15 November 2017

, ,

Belanja di Pasar Seni Malaysia (Central Market) [Part 4]

Ini hari terakhir kami berada di Kuala Lumpur. Sore nanti kami harus sudah berangkat menuju Bandung, Indonesia. Hari terakhir ini kami fokuskan untuk melihat destinasi terakhir dan berbelanja di Central Market  atau biasa dikenal dengan Pasar Seni, Malaysia. Konon Central Market ini ada sejak 1888 itu terlihat dari tahun yang tertempel di dinding bangunan ini. Dahulunya, konon dikenali sebagai Pasar Besar Kuala Lumpur yang menjual barang-barang basah seperti ikan, daging, ayam, sayur-sayuran dan barangan runcit, barang-barang yang dijual itu adalah barangan keperluan harian kepada para penduduk dan pelombong bijih timah di Kuala Lumpur. [1] Kini Pasar Seni dijadikan tempat belanja pernak-pernik, aneka makanan, atau sekadar oleh-oleh khas Malaysia. Selain Pasar Seni, Petaling Street juga bisa menjadi alternatif tempat belanja lainnya.

Pasar Seni ini buka sekitar pukul 10.00 hingga 22.00. Kami memutuskan untuk ke sana karena lokasinya tak jauh dari KL Sentral tempat kami menginap. Dibutuhkan RM 1.3 saja untuk sampai di Stasiun Pasar Seni. Bangunannya sepertinya masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Pasar Seni ini didesain untuk membuat pengunjung nyaman selama berbelanja di sana. Ruangan yang ber-AC juga menjadi pilihan bagi wisatawan yang tak ingin menerima pancaran matahari. Beruntungnya kami, saat itu tak terlalu padat pengunjung karena masih pagi juga sih jam 10.00. Di depan bangunan ini kami menjumpai tulisan besar Central Market, cocok untuk sekadar mengabadikan momen bersama teman dan keluarga.




http://www.malaysia.travel/

Nah, karena kami tidak memiliki waktu yang banyak hanya sampai jam 12 siang, kami memutuskan untuk berada di satu atau dua toko saja untuk memilih oleh-oleh untuk teman, sahabat, dan juga keluarga. Tak disangka kami berhenti di salah satu toko yang juga orang Indonesia. Bagaimana kami tahu? ketika kami saling berbicara pakai bahasa Sunda, ternyata tetehnya (nb: panggilan untuk anak perempuan  yang lebih tua di Sunda) juga berbahasa Sunda. Wah, jadilah toko tetehnya seperti ada di Pasar Kosambi, heboh. haha 😀 Sebut saja toko teteh juga menjual berbagai oleh-oleh dari Malaysia, seperti gantungan kunci, potong kuku, tempelan kulkas, tas, dompet, tempat bulpoin, dan lain sebagainya yang jumlahnya bisa 1/2 sampai 1 lusin. Pajangan miniatur Malaysia juga tersedia di sana. Gantungan kunci itu bisa berkisar 6-7 RM per setengah lusin. Oleh-oleh yang memudahkan itu kan gantungan kunci atau tempelan kulkas. hehe


 

Setelah puas berbelanja di toko teteh kami berpindah untuk mencari makanan kecil, coklat dan bahkan Milo. Milo Malaysia cukup terkenal kan ya. Fokus saya sih hanya untuk membeli coklat dan juga Milo, karena saya adalah milo lover. Tak lengkap rasanya jika tak membelinya langsung. Saya membeli dua macam milo, milo instant dan milo stik 3 in 1. Harga milo  yang dijual di sana sekitar 15 RM per bungkus (1 kg). Begitupun dengan coklat dan teh tarik 15-18 RM. Apa yang membedakan antara milo Indonesia dan Malaysia itu, lebih kepada rasa dan kepekatan susunya. Milo Indonesia lebih cenderung manis dibanding dengan milo Malaysia. Milo Malaysia lebih terasa coklatnya. Maka sering menyebut Milo-O (Milo tanpa susu kental manis).

Selain itu, Pasar Seni juga menjual kaos-kaos bertuliskan Kuala Lumpur atau I love Malaysia harganya realtif murah berkisar 25-30 RM per 3 baju. Namun, jika ingin memiliki kualitas baju sekelas Distro relatif lebih mahal bisa 25 RM untuk 1 baju. Hati-hati juga memilih baju ya teman, kadang yang dijual juga produk Bandung, Indonesia. hehehe Saya memilih kualitas yang baik agar bisa terus dipakai selama di Indonesia. Kualitas bagus biasanya dilihat dari bahan dan sablonnya.

Di sana juga banyak menjual khas negara lain seperti, Indonesia, Thailand, Singapura, dsb. Mungkin ketika banyak orang yang tak sempat berbelanja di negara tersebut, juga bisa beli di Pasar Seni. Selama Anda berbelanja di Pasar Seni alangkah lebih baik untuk ada transaksi tawar menawar ya.  Mereka juga fasih berbahasa Indonesia Melayu, so jangan takut untuk tawar-menawar hehe

Kami harus segera check-out dari penginapan dan menuju bandara jam 1 siang. Kami tak ingin terlambat dan lebih santai saja. Kami kembali menggunakan KLIA Ekspress menuju Bandara dari KL Sentral. Jika Anda tak sempat berbelanja, di Bandara juga menyediakan berbagai macam toko oleh-oleh untuk dibawa ke orang-orang tercinta. Sebagai informasi, jika anda menggunakan maskapai low price, Anda akan berjalan sejauh sekitar 1 km dari tempat Anda check-in online. Anda akan bertemu beberapa gate-gate pemeriksaan bandara maka pergunakan waktu secepat dan semaksimal mungkin ya. Bandara KLIA2 ini juga sangat luas dan panjang. Jika Anda tidak dalam kondisi yang baik, Anda bisa meminta petugas mengantarkan sampai pada Gate penerbangan Anda menggunakan mobil internal bandara. 😊

Ini akhir perjalanan kami selama trip Kuala Lumpur dan Singapura. Biaya yang dikeluarkan sekitar 2,8 jutaan termasuk tiket pesawat ke KL dan Singapura selama 4 Hari 3 Malam mengeksplor dua negara sekaligus. Semoga kami bisa berlibur di lain tempat, waktu, dan kesempatan ya. Semoga apa yang saya tulis di blog ini bisa bermanfaat dan menginspirasi untuk yang membacanya. Cheers! Namaste! Wassalam. Selamat berlibur Guys! 💗 🙋



.end.
 

5 komentar:

  1. uwah,,sama an dong. Kemarin abis dari bangkok, kami ke kuala lumpur juga,trs jalan-jalan ke pasar seni..disana saya cuma beli coklat..gak nemu teh tarik sachet .Pdhal udah nyari keliling

    BalasHapus
  2. wahh. saya dapet mba. ditempat jual makanan kecil dan milo. ada teh tarik sachet 😊

    BalasHapus
  3. Mba, toko yg jualannya kayak orang sunda jauhkah dr pintu masuk central market. Trimakasih

    BalasHapus
  4. mba @yani.: seinget saya ga jauh, masih dari pintu depan belok kiri. nah ga jauh dari sana. agak ke dalem 😁

    BalasHapus

thanks ya sudah mengunjungi blog saya ;)