Jumat, 26 Agustus 2016

, ,

Maparin Tuangeun

Bahagia sekali rasanya sejak sudah lama tak berkumpul, bertemu, dan berkegiatan bareng setelah sekian tahun. Semenjak bebrapa tahun yang lalu, kami hanya berkumpul sebentar di acara-acara pernikahan atau syukuran. Memiliki keluarga besar seperti teman-teman yang berkecimpung di dunia himpunan dulu adalah suatu kebahagian. Bukan cuma untuk sekedar berkumpul dengan canda tawa, ngopi bareng, tapi juga berkumpul yang bermanfaat. 

Sekitar awal Agustus, saya diundang disalah satu media sosial berbasis chatting dan ternyata ada "kami" yang dikumpulkan untuk berkumpul dan membicarakan banyak hal-hal. Sudah lama memang kami tidak mengadakan acara-acara yang dulu diagendakan setiap bulannya. Dulu memiliki waktu yang banyak, ketemu lalu rapat, ketemu lalu ngonsep, dsb. Namun, rapat kecil beberapa hari di aplikasi ini adalah "jitu", ketika tak bertatap muka, namun semua konsep dan idenya rampung. Ini juga karena dorongan yang kuat dari teman-teman yang tak ingin sekedar berkumpul tapi juga bermanfaat. Membagi masing-masing tugas yang harus disiapkan pada hari-H. Kerja ikhlas kalau kata kang Emil (Walikota Bandung).

Maparin Tuangeun (dalam bahasa Sunda) yang berarti / mem.be.ri / ma.kan  adalah sebuah kegiatan IF PEDULI yang ditujukan untuk para dhuafa dan fakir miskin. Maparin Tuangeun lahir dari keinginan melakukan kegiatan sederhana yang bisa menginspirasi banyak orang untuk berbuat baikTepat di hari Sabtu, 13 Agustus 2016 lalu kami membuka "lapak" makan gratis untuk para dhuafa dan fakir miskin di Taman Cibeunying, Bandung. Sekitar 50 lebih porsi nasi beserta lauk pauknya dan juga buah. Sasaran kami siapa saja, para pengumpul sampah, petugas kebersihan taman, tukang becak, penjual makanan, pedagang asongan, juru parkir, penjual balon, atau bahkan musafir seperti pengumpul barang bekas yang tak memiliki tempat tinggalpun.

Alhamdulillah, ketika ada seorang Bapak yang sangat bersyukur mendapatkan rejeki seperti ini apalagi berupa makanan, Beliau bercerita bahwa sejak tadi pagi ia belum makan. Berkali-kali ucapan terima kasih dihaturkan kepada kami. Belum lagi bertemu dengan para pengumpul sampah/barang bekas yang sungkan untuk datang ke tempat kami, khawatir setelah itu ia akan mengeluarkan uang untuk membayarnua. Ada juga Bapak tukang becak yang ketika ditawarkan terlihat sumgringah karena bisa makan siang hari itu.  

Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya. (HR. Ath Thabarani, Al Mu’jam Al Awsath No. 5787. Al Qudha’i, Musnad Syihab No. 129. Dihasankan Syaikh Al Albani. Lihat Shahihul Jami’ No. 6662). 

Alhamdulillah. Kami tidak berhenti bersyukur karena kegiatan ini membawa kebahagian bagi kami. Bahwa berbuat baik sekecil apapun lalu bermanfaat untuk orang lain itu, nikmat. Hadiahnya memang tidaklah instan, tapi rasanya dalam hati. Dari kegiatan ini banyak sekali pelajaran yang bisa kami ambil. Salah satunya jangan pernah berhenti bersyukur. Doakan kami bisa rutin menebar kebaikan ini setiap bulannya, agar bisa memberikan suatu kebahagian bagi mereka-mereka yang selalu bersyukur atas apapun yang diterima, sekecil apapun. Lalu nikmat mana lagi yang kamu dustakan? ;)










foto-foto ini diambil dari jepretan teman kami nrspyn



6 komentar:

  1. aku terharu, sama ya kegiatannya sama bu ajeng. :)

    BalasHapus
  2. :) hehhe
    iya nih kita akrab karena memang di komunitas yang sama :D

    BalasHapus
  3. alhamdulillah bahagia ya deeeph. mudah-mudahan kita bisa istiqomah rutin ngadain maparin tuangeun yaa deph :)

    BalasHapus
  4. Alhamdulillah.. iyaaa mba ajeng, semoga kita semua istiqomah ya :) Jika berbuat baik, ada niat, insya allah dimudahkan ya.. Aamiin...... :)

    BalasHapus
  5. kebahagiaan akan terus bertambah bila terus dibagikan!

    BalasHapus

thanks ya sudah mengunjungi blog saya ;)