Setelah beberapa bulan sibuk kerja, browsing itinerary, dan pastinya nabung, akhirnya hari yang ditunggu-tunggu datang juga: liburan ke Ho Chi Minh City, Vietnam! Kali ini saya ikut open trip bareng Travelia (bisa dicek juga IG-nya, mereka sering open trip ke destinasi seru). Seperti biasa, urusan dari Bandung ke Jakarta tetap saya urus sendiri dulu ya meskipun nanti di Vietnam tinggal duduk manis karena semua sudah diatur travel.
WHOOSH Pertama Bareng Teman – Bebas Macet, Nyaman, dan Seru
Kali ini saya berangkat dari Stasiun Tegalluar naik kereta cepat WHOOSH ke Halim. Biasanya saya ke Jakarta sendirian, tapi kali ini bareng teman-teman, jadi perjalanan terasa lebih seru. Walau WHOOSH tak sesimple naik travel karena harus naik-turun, tapi aman dari segi waktu dan kenyamanan.
Waktu itu tol ke Bandung-Jakarta lagi macet banget karena ada perbaikan jalan. Jadi kami memutuskan untuk naik WHOOSH cuma 45 menit. Kursinya nyaman, AC dingin, dan tepat waktu. Lagi asik ngobrol-ngobrol tidak terasa udah sampai aja. hehe
Transit ke Bandara – Bebas Duduk, Tapi Perhatiin Arah Kursi
Tiba di stasiun Halim, kami lanjut jalan kaki sekitar 1 km ke LRT Halim, sambung ke LRT Dukuh Atas, lalu naik Kereta Bandara Soekarno Hatta (Airport Railink/Commutter LINE Basoetta) dari Stasiun BNI City atau Sudirman Baru ke Bandara Soekarno-Hatta. Jadi, dari LRT Dukuh atas masih harus perjuangan jalan ke stasiun BNI City ya. Jaraknya sekitar 1 km-an. Perjalanan dari BNI City ke Bandara Soekarno Hatta sekitar 40 menit. Total perjalanan sekitar 1,5 jam-an.
Nah, kalau naik KA Bandara upayakan tidak terlalu mepet ya khawatir ketinggalan kereta. Tips dari saya adalah beli tiketnya pas sudah tiba di LRT Dukuh Atas aja jadi bisa tahu akan naik KA Bandara jam berapa. Semua pemesanan tiket kereta, saya beli di aplikasi KAI Access ya dan bikin hidup lebih praktis.
Oh iya, Stasiun BNI City atau Sudirman Baru ini nyaman banget, ruang tunggunya bagus, banyak tersedia charging port, dan toiletpun juga bersih.
Untuk jadwal Kereta Bandara bisa cek di laman PT Angkasa Pura Indonesia (Injourney Airports): https://soekarnohatta.injourneyairports.id/access/city-transportation/airport-train/2/ka-bandara?from=singleData ya!
Setelah turun di bandara, masih harus naik kalayang alias skytrain ke terminal masing-masing ya. Waktu itu kami naik Vietjet di Terminal 2F. Jangan lupa perhatikan informasi terminal dan line skytrain-nya di monitor biar nggak nyasar.
Estimasi Biaya Transport Bandung – Bandara Soekarno Hatta:
- WHOOSH: Rp275.000 (bisa lebih murah kalau bukan weekend)
- LRT Halim – Dukuh Atas: ±Rp10.000
- KA Bandara: Rp75.000
- Total: ±Rp275.000 – Rp360.000
Memang sih kalau dibanding travel ada selisih harga, tapi pengalamannya baru dan tidak lelah di perjalanan.
Jujur, buat perjalanan pulang nanti mungkin saya bakal cari opsi lain. Kebayang ribetnya koper yang udah “beranak”, naik-turun stasiun rasanya cukup sekali aja wkwkwk. Tapi kalau yang bawaannya simple, ini tetap bisa jadi rekomendasi.
Salut juga untuk KAI dan sistem transportasi terintegrasi kayak gini. Semoga ke depannya ada jalur langsung WHOOSH yang langsung ke Bandara Soetta, biar makin praktis. Semoga Bandara Kertajati juga bisa lebih dioptimalkan, sayang banget kalau fasilitas besar gitu gak dimanfaatkan maksimal. Ntah jadi apa sekarang. Nanti deh, saya buatin versi video IG dan Tiktok cara lengkapnya ya. 😎
Terbang ke Ho Chi Minh – Dapat Stempel Bonus
Durasi penerbangan ke Ho Chi Minh City sekitar 3 jam lebih. Lumayan lah buat istirahat dan recharge energi. Sampai di Bandara Tan Son Nhat, kami langsung disambut antrean imigrasi super panjang. Padahal petugasnya nggak banyak tanya, cuma cek paspor dan stempel.
Ternyata di Vietnam belum ada automatic gate, jadi semua turis asing harus antre manual. Warga lokal sudah ada jalur cepat sendiri. Mungkin sistemnya juga agak "lola" ya, jadi prosesnya makan waktu.
Tapi ada hikmahnya juga sih: karena belum autogate, paspor kita masih dapat cap/stempel! 🤠Buat yang koleksi stempel negara, ini jadi bonus kecil yang menyenangkan.
Makan Malam Halal di Jalan Malaysia
Sebelum ke hotel, kami mampir dulu buat makan malam di kawasan yang dikenal ramah Muslim: Jalan Nguyen An Ninh, yang biasa disebut juga Jalan Malaysia. Letaknya dekat dengan Pasar Ben Thanh, dan jadi spot favorit wisatawan Malaysia.
Di sepanjang jalan ini banyak toko yang menjual baju, jilbab, mukena, dan oleh-oleh lainnya dengan harga lebih murah. Banyak pedagang yang bisa bahasa Melayu, jadi lebih mudah komunikasi di sini.
Phở GÃ
Oh ya, sedikit catatan buat yang baru pertama kali ke Vietnam, negara ini masih menganut sistem komunis. Jadi, jangan heran kalau sepanjang jalan kamu akan sering melihat bendera merah dengan simbol palu arit kuning atau patung-patung tokoh revolusi seperti Ho Chi Minh.
Tapi tenang, suasana kotanya tetap terasa ramah dan terbuka buat wisatawan. Bahkan di pusat kota Ho Chi Minh (yang dulu dikenal sebagai Saigon), vibe-nya mirip-mirip Bangkok versi lebih tenang. Yang penting tetap sopan, taati aturan, dan nikmati perbedaan budaya yang ada. Pokoknya akan ada banyak culture shocked deh. heheCheck-in di Galaxy Boutique Hotel – Cukup Buat Rehat Nyaman
Setelah makan, akhirnya check-in di Galaxy Boutique Hotel di Distrik 1, dekat pusat kota Ho Chi Minh. Lokasinya agak masuk gang, tapi strategis karena dekat swalayan dan ATM, banyak tempat makan (mostly non-halal, jadi harus selektif), dan juga ruko perbelanjaan serta taman kota.
Hotelnya sendiri punya nuansa agak vintage, jadi lumayan instagramable kalau kamu suka ambience hotel bergaya lama. Kamarnya bersih, AC dingin, ada WiFi, dan nyaman buat mandi & rebahan setelah perjalanan panjang. Harga kamarnya mulai dari 250 ribuan, tergantung tipe kamar.
Untuk ukuran trip grup dan lokasi di tengah kota, hotel ini cukup banget sih. Meskipun ya... awalnya sempat kaget karena realitanya nggak sesuai foto Google. 😅 Jadi katanya suka banyak yang tak sesuai ekspektasi di Vietnam ini geis. hehe Tapi tetap layak jadi pilihan kalau kamu cari hotel budget yang aksesnya oke di Ho Chi Minh.
0 coment�rios:
Posting Komentar
thanks ya sudah mengunjungi blog saya ;)