Kamis, 27 Februari 2014

,

Langkah dari Bali (3): Sampai Jumpa Pantai

Hari terakhir kami di Bali dimanfaatkan dengan baik. Tanjung Benoa adalah tujuan pertama untuk menikmati keindahan pantai di Pulau Dewata. Tanjung Benoa ini berada di ujung timur Pulau Dewata dan bertetangga dengan Nusa Dua. Tanjung benoa menjadi salah satu alternatif liburan yang sangat strategis dan menawarkan berbagai keseruan untuk wisatawan. Kawasan Pantai di Tanjung Benoa memiliki perairan yang tenang sehingga banyak kegiatan watersport selain surfing. Banyak kegiatan watersport yang akan menantang Anda di Tanjung Benoa, yaitu jetski, banana boat, parasailing, flying fish, snorkeling, diving dan sea walking. Sea walking adalah permainan baru yang mengajak wisatawan untuk berjalan di air menikmati indahnya bawah laut. Saya belum sempat menikmatinya. Saran saya adalah untuk mengambil cuti lebih panjang, karena untuk bermain di pantai ini kita harus memiliki waktu minimal satu hari untuk menikmatinya. Harga untuk setiap permainan berkisar 150.000 hingga 500.000 rupiah, tergantung dari permainannya. Ada beberapa permainan seperti flying fish, parasailing yang tidak beroperasi dikarenakan arah angin pantai yang berbalik dan cuaca yang terkadang tidak bersahabat. Keputusannya, disini saya hanya sebentar menikmati udara pantai dan bergegas mencari lokasi lain. 

@Pantai Benoa

Tujuan selanjutnya adalah uluwatu. Menuju Ulumatu membutuhkan waktu yang cukup lama, karena berada di tebing/Bukit didaerah Pecatu, Badung. Uluwatu ini terletak satu arah dengan pantai Dreamland dan Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK). Pura luhur Uluwatu terletak diketinggian sekitar 100 meter dari permukaan laut. Di depan komplek pura uluwatu terdapat hutan kecil yang disebut alas kekeran, dimana hutan kecil  itu berfungsi sebagai penyangga kesucian pura. Uluwatu ini terkenal dengan keranya. Mulai dari anak kera hingga kera dewasa. Sebagai pengaman harap meletakkan barang-barang berharga kita didalam kendaraan, karena sesekali kera ini bisa mengambil barang-barang itu dari tubuh kita. Cukup ganas ya, apalagi barang pemberian haduuh :D Lebih baik mencegah daripada benar-benar kehilangan kan? Sayangnya kami tidak bisa berlama-lama dilokasi ini. Mengejar waktu untuk tujuan berikutnya. Kami sebenarnya tidak punya tujuan yang pasti datang ke Pulau ini, tujuannya hanya jalan-jalan jadi ya menikmati saja apa yang bisa dinikmati hehehe.

Setelah keluar dari lokasi Pura Uluwatu lalu melihat petunjuk yang mengarahkan pada dua pantai, pantai uluwatu atau pantai padang-padang. Akhirnya kami memutuskan untuk mengunjungi Pantai Uluwatu. Saya merasa bahwa pantai ini tidak seramai pantai biasanya dan lokasi tepat pada jalan buntu. Untuk mencapai lokasi kita harus menuruni anak tangga satu bersatu untuk dapat mencapai tepi pantai, hal ini menjadikan satu hal yang menarik bagi wisatawan yang datang. Menyusuri anak tangga kita dikelilingi oleh hutan kecil dan suara gemercik ombak. Subhannallah begitu sampai lautan luas membentang dengan laut birunya. Ada beberapa resort atau cafe dimana kita bisa melihat pemandangan laut yang cukup indah dengan membayar sekitar 30.000 rupiah untuk sekedar meminum kopi ataupun lainnya. Kami memutuskan untuk mencari lokasi yang tidak mengeluarkan biaya. hehehe Pantai ini sangat disukai oleh pecinta olahraga air yaitu surfing karena ombak di pantai ini cukup besar karena tepi pantainya berupa batu-batu karang. Diantara tebing-tebing ada anak tangga menuju tepi pantai. Saya merasa tangga itu cukup curam, tidak ada pelindung dan sisi-sisi adalah tebing. Bermodalkan kenekatan, saya memutuskan untuk turun menyusuri setiap anak tangga yang cukup curam, intinya adalah saya takut ketinggian :D Sementara saya melihat teman-teman wisatawan yang lain turun dengan santainya. Begitu turun apa yang saya lakukan? Lepas sepatu, gulung celana, lalu terjun. Menikmati keindahan yang tidak setiap hari saya dapatkan, melepaskan penat sejenak, berteriak kecil, berlari mengejar dan dikejar ombak, tertawa dan mari melompat. Ombak disini cukup besar, sehingga air masuk pada tepi dibawah tebing-tebing. Menurut cerita, biasanya kita bisa menikmati hingga ujung perbatasan tepi pantainya melebihi batasa tebing. Saya seperti ada di dalam Gua yang penuh air. Pengujung disini relatif lebih sedikit, mungkin karena lokasinya yang tidak familiar, tapi tidak apa-apa jadi benar-benar menikmati pantai. Seperti biasa pengunjung disini mayoritas "BULE". Berhubung kami datang pada saat siang hari, bayangkan saja apa yang terjadi panas tapi menyenangkan. Saya merasa satu jam saja disini, penatnya akan hilang, dijamin! ;)

Tangga Menuju Gua :D
Say aaaaaa ;)
Menjelang sore, harus kembali ke Bandara Ngurah Rai karena dihari yang terpisah adik saya memutuskan untuk pulang lebih awal dikarenakan dia tidak dapat jatah bolos dari kampusnya. Bagi saya, melepaskan rindu pada pantai sudah lebih dari cukup. Selanjutnya kami memutuskan untuk berjalan-jalan saja berkeliling Bali, seperti menyusuri daerah Seminyak yang dibilang daerah mewah, Legian lengkap dengan suasana western-nya yang glamor malam, tempat ini mencapai puncak keramaian saat malam hari. Saat berjalan di jalan Legian, saya merasa ada di beberapa tahun kebelakang di mana saat ratusan nyawa melayang disini. Jujur saja perasaan was-was, deg-degan entah kenapa, mungkin terbayang kejadian saat itu. Memang, disinilah tempat para Bule berkumpul mulai dari club malam, bar, wine dan sejenisnya, mabuk serta kegiatan lainnya. Sekalian cuci mata sih hahaha ^-^v Apalagi kalau ada bule yang membututi saya sampai akhir ujung jalan legian.. :D Selagi masih ada di jalan Legian, saya tidak lupa untuk singgah ke Monumen Bom Bali. Letaknya berada ditengah toko-toko, restaurant, cafe disekitar legian. Nama asli dari Monumen Bom Bali adalah Monumen Panca Benua yang berarti Monumen Lima Benua. Orang-orang juga lebih suka menyebutnya Ground Zero. Monumen ini dibuat untuk mengenang 202 orang korban bom di Sari Club dan Paddy Cafe di jalan Legian yang terjadi pada Oktober 2002 yang lalu. Di dalam Monumen tersebut tertuliskan nama orang-orang yang menjadi korban bom Bali tersebut. Sedih, kecewa, bercampur aduk rasanya berada tepat di monumen tersebut. Di sekitar lokasi terlihat beberapa polisi yang mengamankan daerah sekitar. Buat saya suasana jalan Legian seperti ada di negara-negara Barat. Mungkin sedikit segan bagi lingkungan disana ketika saya menggunakan penutup kepala (hijab) berjalan menyusuri jalan legian, saya hanya ingin tahu suasana Legian kok ;)

@Monumen Bom Bali



Saya harus mengehentikan liburan saya di hari Senin pagi karena jatah saya liburan sudah habis dan harus kembali bekerja. Namun, ayah, ibu dan adik saya masih tetap tinggal di sana sampai petang. Mereka masih melanjutkan perjalanan, ke Tanah Lot sebelum mengakhiri liburan mendadak kami ini, walau sebentar tapi liburan bersama keluarga itu menyenangkan apalagi melepaskan sejenak pikiran yang mengganjal akibat permasalahan yang ada terutama tumpukkan kerjaan di kantor :D 

Sampai jumpa di liburan mendatang ;)

tanah lot

Pantai Uluwatu

Let's Jump!

salam "dedeph"



0 coment�rios:

Posting Komentar

thanks ya sudah mengunjungi blog saya ;)