Senin, 27 Agustus 2018

,

Explore Belitung: Pesona Laut di Belitung [Part 2]

Tak lengkap rasanya jika belum bermain-main di Pantai Belitung. Sepertinya yang kita tahu bahwa Belitung memiliki pesona pantai dan lautan yang menawan. Setelah puas mengelilingi kota Belitung seharian penuh. Hari ke-2 kami berkesempatan untuk menjelajahi pantai di Belitung dengan pasir putih nan memesona. Jam 09.00 kami sudah dijemput dan siap untuk melihat indahnya pantai Belitung ini. Tujuan kami pertama yaitu Hopping Island di Pantai Tanjung Kelayang yang berada di Desa Sijuk. Jarak dari penginapan kami tidaklah jauh hanya sekitar 15 menit untuk tiba di sana. Padahal masih jam 9 atau 09.30 an namun matahari pagi sudah menyapa dengan terik alias panas. Pantai ini memiliki puluhan batu-batu granit raksasa yang bentuknya mirip dengan kepala burung garuda. Penduduk setempat mengatakan bahwa di pantai tersebut banyak terdapat burung kelayang. Pemandangan burung-burung kelayang yang menghiasi langit pantai dapat dinikmati pada pagi hari sambal menikmati matahari terbit nan indah. Berkunjung ke pantai  ini juga tak kalah menyenangkan. Selain terdapat tumpukan batu-batu granit yang indah, pantai ini juga menjadi dermaga bagi kapal-kapal para nelayan.

Sebelum berkeliling Pantai ini kami harus memakai perlengkapan saat di kapal  seperti baju pelampung atau life jacket. Selain sebagai pengaman ini juga berfungsi saat kami akan snorkeling nanti. Saat datang ke Pantai ini cukup ramai karena bertepatan dengan acara Kayak Marathon Race 2018 yang diselenggarakan di Belitung. Selain ikutan pertandingan para peserta juga bisa menikmati keindahan pantai ini. Nah, di sana ada Ibu Menteri Perikanan juga, Ibu Susi Pudjastuti sayang kami tak bertemu dengannya. 😀




Setelah mengenakan baju pelampung kami diajak berkeliling pantai ini dengan menggunakan boat atau perahu. Perahu ini tidak seseram yang dibayangkan. Cukup nyaman bila ditumpangi oleh 15 orang. Sebagai informasi sebaiknya untuk trip hopping island dari awal sudah mengenakan baju atau pakaian yang siap untuk bermain air, baik itu baju renang, leging, dsb. Nah, tujuan pertama kami ke Batu Garuda yang menempati sebuah pulau pasir mungil tak jauh dari lepas pantai. Perjalanan dari pantai menuju Pulau Batu Garuda hanya memakan waktu sekitar 10 menit naik boat. Pantai ini memiliki puluhan batu-batu granit raksasa yang bentuknya mirip dengan kepala burung garuda. Sepanjang perjalanan menuju batu garuda kami disungguhkan pemandangan laut yang sangat indah dan bersih. Saya melihat jelas perbedaan warna air laut, mulai dari bening, biru muda, biru tua, dan bahkan hijau yang menandakan kedalaman suatu air laut itu. Masyaallah. Seperti pada Al-Quran disebutkan: ”Dan, Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (QS Al-Furqan: 53) Lagi-lagi saya tidak bisa berucap betapa indahnya seluruh ciptaan Allah SWT ini. Maka, nikmat Allah yang manakah yang kamu dustakan?





Setelah puas berfoto di atas kapal di Batu Garuda selanjutnya kami diajak untuk ke Pulau Pasir Belitung. Pulau Pasir sebenarnya bukanlah sebuah pulau. Menurut warga sekitar pulau ini juga disebut gosong, yang berarti tumpukan daratan yang hanya terdiri atas pasir. Menariknya dari pulau ini adalah tumpukan pasir yang membentuk pulau ini hanya akan munculnya pada saat air surut. Kalau laut sedang pasang, pulau atau datarannya akan tenggelam di bawah laut dan hilang sama sekali. Beruntungnya kami bisa menikmati pulau yang dipenuhi oleh pasir putih. Pulau ini seperti kolam renang yang di dasarnya terdapat laut. Indah! Tak lengkap rasanya jika tidak berfoto sambil bermain air di sana. Momen ini harus diabadaikan dong ya! 😉 Jika tidak senang bermain air, berjalanan menyusuri pulau mungil ini juga menarik. Lalu, yang menarik di pulau ini saya bisa bertemu dan berfoto dengan Patrick alias bintang laut yang cukup besar yang memang menghuni pulau ini. Bintang laut ini tidak beracun dan tidak menggigit. Jadi aman untuk dipegang bahkan oleh anak-anak. Namun, bintang laut ini tidak boleh terlalu lama di daratan harus sering-sering berada di air. Sebagai makhluk hidup kita juga harus tetap menjaga ciptaan Tuhan ini kan? Karena sudah janji dengan Abang Tyas selaku tour guide, saya tidak memposting foto bersama si Patrick ya.





Setelah asyik bermain di pulau pasir Belitung selanjutnya kami diajak untuk mengunjungi Pulau Batu Berlayar. Di sini kita akan menemui pemandangan batu-batu granit berukuran besar yang berdiri menjulang ke atas. Batu-batu ini berdiri d iatas pulau berpasir putih  dan dikelilingi air laut yang tenang. Seperti pulau pasir, konon katanya Pulau Batu Berlayar juga tidak akan terlihat karena tertutup laut jika saat pasang. Bebatuan granit yang terdapat di pulau ini terlihat berbentuk seperti LAYAR dengan pulau pasir putih sebagai kapalnya. Struktur bebatuan di sana cukup kuat, namun harus tetap berhati-hati saat menaiki batu walau hanya sejenak untuk mengabadikan foto.




Setelah puas menikmati keindahan batu dan laut di sana. Kami melanjutkan perjalanan menuju Pulau Lengkuas. Pulau ini menjadi tempat favorit para wisatawan di Belitung. Tak lengkap rasanya tak berkunjung ke sana. Daya tarik yang utama di pulau ini adalah masih terdapatnya sebuah mercusuar tua dengan tinggi berkisar 62 meter yang dibangun oleh pemerintah Kolonial Belanda saat itu di tahun 1882 dan masih berfungsi dengan baik sebagai penuntun lalu lintas kapal yang melewati atau keluar masuk Pulau Belitung. Namun, sayangnya saat ini para wisatawan tak lagi berkempatan untuk naik ke mercusuar tersebut karena bangunan lama dan riskan apabila terus dinaiki. Nama Pulau lengkuas sendiri cukup unik diceritakan. Seperti dilansir dalam blog Daily Voyagers menyatakan kalau nama yang tertera di mercusuar itu sendiri adalah “Vervaardigd Door L.I. Enthoven & Co Fabrikanten Te Gravenhage” karena Menara ini dibangun oleh L.I. Enthoven Co, perusahaan yang terletak di Belanda. Saat itu masyarakat Indonesia masih buta huruf. Tidak bisa membaca Bahasa Inggris ataupun Belanda. Belitung sendiri pernah dijajah Inggris sebelum kedatangan Belanda. Kemudian pulau ini diberi nama Mercusuar, hanya kalau dalam Bahasa Inggris jadi Pulau Lighthouse. Meskipun sudah dipermudah menjadi Lighthouse, ternyata orang zaman dulu masih juga sulit mengucapkan kata tersebut maka diplesetkanlah kata Lighthouse tersebut menjadi Lengkuas. Masih miriplah ya. hehe

Selain menikmati pemandangan pantai yang indah, biasanya wisatawan tidak melewatkan kesempatan untuk menikmati pemandangan bawah laut dengan snorkeling atau diving. Kami tiba di sana masuk pada tengah hari artinya kulit dan wajah akan gosong. Maka, siapkan sunblock untuk melindungi muka kulit dari sengatan matahari hehe Sebelum menikmati keindahaan pulau ini, kami sejenak menikmati air kelapa muda dan mie instan ditengah hari bersama angin pantai. Mata sejuk dan perut kenyang! ✌😁 Warna air laut di sekitar Pulau Lengkuas ini adalah warna biru. Duh adem banget deh. Nah yang  masih single dan galau pasti jadi tambah galau, coba saja kalau ke sininya bareng suami atau istri! hahaa Romantis banget.  Spot snorkeling kami kali ini letaknya yag tidak begitu dalam, kurang lebih hanya 2 sampai 3 meter. Jadi bisa dibayangkan betapa dekat dan bahagianya bisa berenang bareng ikan di lautan? ❤🐟🐠 Alhamdulillah kondisi laut dan terumbu karang masih terjaga dengan baik. Ikan berenang dengan senang, terumbu karang bisa menari juga dengan bebas, dan kami membaur bersama makhluk yang indah ini hehe Kekurangan saya saat snorkeling adalah memiliki mata minus, untung jaraknya dekat jadi saya dan ikan masih bisa berenang bersama. 🐬





Karena terlalu asyik bermain air di Pulau Lengkuas sampai lupa kalau belum makan siang. hahah Maka selanjutnya, kami memutuskan untuk mencoba makanan laut di sekitar Pulau ini. Tempatnya tidak jauh, sekitar 5 menit dari pulau lengkuas. Namanya Pulau Kepayang. Pulau ini menjadi tempat favorit para wisatawan untuk mengisi perut. Makanan utama yang disajikan ada ikan bakar, ikan masak kuah gangan, cumi dan udang bakar, kepiting, goreng tepung/mentega, aneka tumis sayuran (kangkung, sawi, kacang panjang, kangkung terasi). Siap-siap kadar kolesterol pada naik ya! 😁 Untuk minuman seperti teh dan kopi hitam bisa mengisi ulang di meja tersedia tanpa dikenakan biaya alias gratis. FYI, Pulau Kepayang ini juga terdapat tempat penangkaran kura-kura. Maka tak heran sepanjang perjalanan ke Pulau Kepayang kami melihat ada beberapa kura-kura yang sedang bermain di air. 🐢 Betapa indah dan beningnya air laut di Belitung ini membuat kita dapat melihat langsung hewan laut tanpa harus menyelam. 

Karena sudah cukup sore lalu kami memutuskan untuk mengunjungi satu pantai lagi, Pantai Tanjung Tinggi. Di sana tempat indah untuk menikmati matahari terbenam atau sunset. Tanjung tinggi adalah pantai yang diapit oleh dua semenanjung, yaitu tanjung Kelayang dan tanjung Pendam. Nama tanjung tinggi diambil dari kata tanjung yang artinya semenanjung dan tinggi yang artinya pantai yang memiliki bebatuan yang tinggi. [1]  Pantai Tanjung Tinggi ini juga pernah dijadikan lokasi shooting film Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi, maka banyak wisatawan menyebut pantai tanjung tinggi ini dengan sebutan pantai Laskar Pelangi. Selain Pantai yang cantik, daya tarik lain Pantai Tanjung Tinggi ada pada hamparan batu-batu granit yang ada di sekitar pantai. Batu-batu tersebut memiliki ukuran variatif, ada yang sangat besar dan juga relatif kecil. Di Pantai ini selain juga bisa menikmati sunset, kita juga bisa berenang dengan leluasa. Bagaikan kolam renang yang berpasir.



Kami melanjutkan perjalanan menuju makan malam dan belanja oleh-oleh. Tempat yang dipilih adalah Rumah Makan Pondok Kelapa. Tempatnya berada di pusat kota Tanjung Pandan. Selain rumah makan, area ini memiliki tempat untuk belanja oleh-oleh yang cukup besar. Kalau pernah ke Bali dan belanja di Krishna seperti itulah pusat oleh-oleh di sana. Rasanya tak lengkap kalau sudah ke Belitung tak mencicipi kopi khasnya, Kong Djie. Di area ini juga terdapat café kecil di belakangnya yang menjual kopi atau coklat khas Belitung dalam bentuk kemasan atapun seduh. Adanya area ini maka kami tak perlu lagi berkeliling untuk sekedar mencari oleh-oleh. Makan di Pondok Kelapa termasuk relatif murah dengan rumah makan yang besar dan disuguhkan live music menemani makan malam kami hari ini.

Sekitar pukul 21.00 kami harus mengakhir perjalanan yang melelahkan sekaligus menyenangkan ini. Menikmati berbagai macam pulau di Belitung nan indah ini. Masih ragu untuk datang ke sini? Ayo jangan sampai kurang piknik 😜🌊 Rasanya saya ingin terus ada di sana dan ke sana kembali. Hari ke-3 saya dan tim ngapain aja ya? Nantikan cerita selanjutnya ya.. Namaste!





.. to be continued..

BACA JUGA  ↓↓

0 coment�rios:

Posting Komentar

thanks ya sudah mengunjungi blog saya ;)