Rabu, 07 Desember 2011

,

Dang Dut Nggak Pernah Mati ;]

Pasti dari judulnya sudah tahu saya akan bahas apa. Semenjak kedatangan tamu spesial yaitu girlband dan boyband dunia musik Indonesia semakin berwarna dan kekorea-korean. Siapapun boleh pro dan kontra tentang ini, dan saya termasuk orang yang biasa saja. Sejak dulu memang sudah banyak girlband atau boyband sekalipun, misalnya Bening, Lingua, AB-3, FBI, Cool Colors, ME, Coboy dan masih banyak lagi. Mereka hadir pada saat saya masih dibangku sekolah, SMP lebih tepatnya. Rasanya memang tidak begitu mengandalkan gerakan tubuh tapi mengandalkan kemampuan suara mereka. Saya kira terlalu banyak boyband dan girlband di Indonesia sampai-sampai saya tidak hafal lagi dengan mereka. Denger lagunya aja nggak, apalagi tahu. Saya hanya sekedar tahu saat nonton acara musik di tv. Itupun saya hanya diam dan tertawa kecil, "band apalagi ini..."  sambil geleng-geleng kepala.

Fenomena seperti itu menjadi sasaran empuk dunia entertaiment. Kalau kata saya sih, kalau memang ngga punya modal suara jangan acara live malah jadi lisync red:'lipsing', kalau memang jago nari ya lebih baik jadi penari. *nyengir. Udah ya, saya nggak lagi membahas musik mereka. *peace all*
Nah, dari semua fenomena semua itu. Selain musik-musik afgan (melow) saya dari dulu mencintai musik dangdut. Kalau kata Project Pop:

"Dangdut is the music of my country, my country, of my country"
 
Ntah mengapa sampai saat ini saya tetap saya suka. Berburu lagu dangdut. Mungkin karena sejak kecil sudah diperdengarkan lagu bergenre melayu itu ke telinga saya. Sepertinya memang faktor Ayah saya yang menyenangi lagu-lagu dangdut dan film India. Lihat aku seperti apa? :D. Dangdut itu musik rakyat, musik merakyat, dan musik menggema. Bagaimana tidak ? Ketika saya mendengar lagu dangdut, badan atau nggak kepala saya itu ikut bergoyang lho. Mungkin itu bukti cinta saya sama dangdut.


Kenyataannya kini dangdut dipandang sebelah mata oleh kebanyakan orang. Musik yang kuno, musik pinggiran dan juga musik kampungan. Miris hati saya dibilang begitu. Memang ada yang salah dengan  musiknya? Karena mereka tidak bertampang cantik atau tampan? Coba liat Ikke Nurjanah, atau Irvan Mansyur nggak jauh kok sama penyanyi muda jaman itu. Suara? Jangan ditanyakan lagi. Dangdut itu jadi jati diri musik Indonesia lho. Bule-bule yang datang ke Indonesia bukan minta ajarin lagu smash atau 7 icon, tapi minta di ajarin lagu dangdut. Dengan cengkok suaranya itu yang membuat tidak sembarang penyanyi bisa. Seharusnya kita mengapresiasi karya itu. 


Mungkin sejak kemunculan salah satu penyanyi dangdut dengan goyangan yang sangat 'berimajinasi', terus bajunya yang seperti pakaian renang, 'super ketat', mungkin itu yang sekiranya membuat musik ini jadi sedikit 'hina' di mata masyarakat. Eh jangan salah musik ini menjadi fenomenal di kalangan generasi muda saat itu. Hilangkan unsur seperti itu, ambil deh dari segi positifnya. Hal yang harus juga diingat, nggak semua penyanyi mampu bernyanyi dangdut dengan baik dan benar. Kalau penyanyi dangdut lihat kehebatannya, mampu bernyanyi dalam genre musik apapun.

Dangdut memang nggak ada matinya. Kenapa? Ditengah persaingan musik, dangdut tetap melekat dihati saya dan juga dihati masyarakat. Kemunculan Ridho Rhoma sebagai pengganti ayahnya Rhoma Irama, mampu membuat penyegaran dan mengkolaborasikan musik dangdut dan pop rock sangat baik. *kata saya. Ridho Rhoma memang tidak sepopuler Ayahnya, tapi dia mampu mengembalikan pamor dangdut yang baik.
Lalu bagaimana dengan Ayu Ting-Ting? Dia mampu mengangkat penyanyi dangdut dengan goyangan dan pakaian yang sopan. Dibalik semua yang aji mumpung, tapi saya kasih dua jempol untuk dia. Semoga semuanya tidak berubah.
Kini ada lagi kemunculan penyanyi baru Rere Reina - Kakanda yang buat saya seketika menyukainya, karena musiknya yang khas. Dangdut ada, Pop Rock ada, serta Alunan musik Sunda juga jadi pilihan untuknya. Nah yang belum punya silahkan Download :D Dan masih banyak penyanyi-penyanyi dangdut yang baru, yang mampu membuat padangan miring tentang dangdut itu kian berubah.

Musik dangdut adalah musik favorit saya. Kalau karaoke itu lagu dangdut nggak pernah terlewatkan. Mau itu musik yang jadul atau musik ayu ting ting sekalipun. *nyengir . Belum lagi di handphone atau di musik playlist saya. Itu kenapa sejak dulu saya disebut RATU DANGDUT. Saya nggak merasa terhina, justru saya bahagia kalau semakin lama, mereka tahu lagu-lagu dangdut, apalagi lagu-lagu jaman Meggi Z, Imam S. Arifin atau Evie Tamala. Aduhduh duh ... :)

Sekedar informasi ya, kalau lagu dangdut itu liriknya kebanyakan itu menyanyat hati. Cuma ya karena dibuat cengkok jadi ngga begitu terasa. Kalau saja Afgan atau D'Masiv yang nyanyi, wew ! :)

Dangdut itu bagian dari ciri khas negara ini, dan juga bagian dari hati saya. Cintai dangdut seperti kamu mencintai musik Pop, Keroncong, Rock, atau Punk. Sebenarnya itu sih memang selera tiap individu. Asal tidak dipandang sebelah mata, kita semua rukun kok. *cheers | Dangdut Never Die |


from google ;p


6 komentar:

  1. Speechless dan pastinya kamu adalah one of a kind, unik dan menarik :)
    i like that.
    tetap pada jalurmu yah nak!
    hidup teteh galak yang juga adalah ratu dangdut.
    :D

    BalasHapus
  2. haaa mkasih lho sdh main lagi k blog aq :)
    yess hidup dangduts! :D

    BalasHapus
  3. hahaha,, lagu jaman smp! dangdut is the music of my country!! jangan sampe diklaim bangsa lain!! :)

    BalasHapus
  4. nah eta pisan :)
    masa mau direbut lagi :p

    BalasHapus

thanks ya sudah mengunjungi blog saya ;)